Entri yang Diunggulkan

Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathanah

Ahlak Terpuji 2 (Shiddiq, Amanah, Tablig dan Fathanah) Perilaku Rasulullah saw adalah suri teladan bagi umat manusia. Ketinggian ...

Minggu, 21 April 2013

ahlak terpuji


Ahlak Terpuji
( Tanggung jawab, Adil dan Bijaksana )

A.      Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah melaksanakan sesuatu dengan sungguh-sungguh dengan sesuai dengan ketentuannya. Tanggung jawab menjadi bagian penting dari sifat-sifat mulia yang harus dimiliki oleh seseorang. Tanpa tanggung jawab segala jenis pekerjaan akan berantakan. Banyak hal yang akan terbelangkai. Di sekolah pun para guru kita juga berusaha mendidik kita tentang arti penting tanggung jawab. Rasulullah bersabda:


setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya” (Hr. Bukhari Muslim)

Tanggung jawab bisa terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Contoh terhadap diri sendiri, yaitu jika kita seorang murid maka tanggung jawab kita adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Jika kita seorang muslim maka kita harus menaati semua perintah Allah swt dan rasul-Nya.
Sedangkan bentuk tanggung jawab kepada orang lain yaitu, jika kita dipercaya untuk menjalankan suatu tugas, kita harus melaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B.      Adil
Arti menurut bahasa adalah tidak berat sebelah atau menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sedangkan secara istilah adil adalah suatu sikap mutlak yang tidak menunjukkkan kecondongan cinta atau marah.

Berlaku adil dalam islam terdiri atas 3 bagian, antara lain:
1.       Berlaku adil kepada Allah swt, yaitu dengan tidak mempersekutukan-Nya, menaati perintah-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, dan mensyukuri nikmat-Nya.
2.Berlaku adil dalam menetapkan hokum terhadap manusia. Misalnya adil dalam menegakkan hokum terhadap pelaku kejahatan. Firman Allah swt:   
  
...apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Qs. An-Nisa: 58)

3.       Berlaku adil terhadap keluarga. Maksudnya tidak ada rasa pilih kasih dalam keluarga. Semua anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain. Tidak ada yang lebih disayang atau lebih tidak disukai

Keadilan hendaknya ditegakkan dimana saja dan kepada siapa saja. Kita diperintahkan untuk berbuat adil kepad diri sendiri, kepada keluarga, kepada teman-teman, dan kepada siapa pun. Di dalam surah An-Nisa ayat 135 Allah berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.

Kebalikkan dari adil adalah zalim. Zalim yaitu tidak memperhatikan hak orang lain. Mencuri adalah perbuatan zalim, karena orang yang mencuri mengambil hak orang lain. Seorang pemimpin yang membela orang yang salah dan menghukum orang benar adalah pemimpin yang zalim.
Allah swt dan rasul-Nya menyuruh kita untuk berlaku adil dan melarang berbuat zalim. Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk selalu berbuat adil, dan janganlah sekali-kali berbuat zalim.

C.      Bijaksana
Bijaksana disebut juga dengan al-Hikmah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, bijaksana diartikan dengan: 1. Menggunakan akal budi; arif; tajam. 2. Pandai dan hati-hati. Sedangkan hikmah diartikan kebijaksanaan; kesaktian; dan manfaat. Jadi yang disebut dengan al-Hikmah adalah perkataan yang tepat dan tegas yang diiringi dengan dalil yang dapat mengungkapkan kebenaran.
Dalam sejarah islam banyak sekali tokoh-tokoh yang sangat terkenal dengan kebijaksanaannya. Apalagi dalam diri rasulullah saw. Ketika hendak dibunuh oleh seorang Quraisy Suraqah bin Malik. Dia adalah pemuda quraisy yang terkenal mahir menunggang kuda. Dengan diimingi hadiah 100 ekor unta ia bersiap-siap dengan pedang tajam hendak membunuh rasulullah saw. Tiba-tiba bumi menarik Suraqah dan kudanya terpendam sakpai ke batas lutut. Lalu Suraqah minta tolong kepada nabi saw, lalu rasulullah berdoa kepada Allah swt dan selamatlah Suraqah beserta kudanya.

Dari kisah diatas nampaklah kebijaksanaan rasulullah saw terhadap orang yang sudah tidak berdaya. Kamu juga harus demikian, berbuatlah sebijaksana mungkin. Hargailah orangtua, guru dan teman. Laksanakanlah yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang murid.
Agar dapat berbuat bijaksana, kita harus:
1.       Berpikir dengan tenang
2.       Berusaha menyusun perbuatan yang baik
3.       Mengatur perbuatan yang sesuai dengan keadaan dan zaman
4.       Hindari perbuatan yang dilaran oleh Allah swt

Kerugian bila kita tidak bersikap bijaksana adalah
1.       Dicemoohkan orang
2.       Tidak disukai oleh teman-teman
3.       Dapat menyakiti orang lain