Akhlak
Mazmumah kepada diri sendiri
Tamak
A. Pengertian Tamak
Menurut bahasa, tamak artinya serakah atau rakus. Adapun
menurut istilah, tamak ialah sikap perilaku tidak pernah puas atas apa yang
telah dimilikinya. Tamak merupakan kebalikan dari qana’ah, yakni sikap menerima
apa yang telah diberikan Allah tanpa rasa kekurangan.
Orang
yang memiliki sikap tamak akan selalu measa kurang. Ia akan berusaha dengan
berbagai cara untuk mendapatkan yang ia inginkan. Ia tempuh semua jalan, tidak
peduli halal atau haram. Sebab, yang terpenting baginya adalah bagaimana
keinginannya tercapai dan bagaimana menjadi orang yang punya banyak harta.
وَكُلُواْ
وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ٣١
…. Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan. (Qs. Al-A’raf : 31)
B. Ciri-ciri orang yang tamak
- Tidak pernah merasa puas terhadap apa yang sudah dimilikinya
- Terlalu besar keinginannya untuk mendapatkan sesuatu dengan menghalalkan segala cara
- Tidak suka melihat orang lain maju dan melebihi kemampuannya
- Tidak mau bekerja sama dengan orang lain karena takut tersaingi
- Tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk medapatkan kemajuan
C. Akibat buruk orang yang berbuat tamak
- Hatinya selalu tidak tenang dan gelisah
- Bersikap tidak ikhlas atas apa yang diberikan Allah swt kepadanya
- Munculnya banyak keinginan untuk memiliki apa yang menjadi milik orang lain
- Tidak rela orang lain mendapatkan keberuntungan
- Tumbuh sikap membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan kepunyaan orang lain
- Terlalu banyak berangan-angan, melamun atau menghayal
- Akan mendapat laknat dan azab yang pedih dari Allah
- Biasakan bergaul dengan orang-orang yang berjiwa qana’ah
- Biasakan bersikap ikhlas dan ridha atas apa yang telah diberikan Allah swt kepada kita
- Hindari sikap iri dan dengki atas apa yang menjadi milik orang lain
- Rajinlah belajar dan bekrja untuk mendapatkan yang terbaik di masa yang akan datang
- Jangan sekali-kali menyalahkan orang lain atas ketertinggalan atau kegagalan kita
- Jangan menghalalkan segala cara hanya untuk memuaskan hawa nafsu
- Berdoalah kepada Allah swt agar kita diberi kekuatan untuk menghindari sikap tamak
Penakut
A. Pengertian penakut
Rasa takut adalah suatu keadaan jiwa yang tidak siap
menerima kehadiran sesuatu yang tidak sesuai dengan jiwanya.
Dalam
ajaran islam, rasa takut yang normal dan wajar sangat dianjurkan, terutama rasa
takut kepada Allah swt. Sebab rasa takut yang normal dapat membuat seseorang
menjadi bersikap waspada dan hati-hati.
Namun
dalam pembahsan ini kita tidak akan memahas rasa takut yang normal, melainkan
rasa takut yang berlebihan. Orang yang memiliki rasa takut yang berlebihan
disebut penakut. Sikap perilaku penakut dapat disebut pengecut. Pengecut adalah
perilaku tidak terpuji. Seorang yang pengecut, cenderung tidak meiliki rasa
tanggung jawab, ia hanya berani berbuat, tidak mau bertanggung jawab atas
risiko perbuatannya.
Setiap
muslim tidak boleh menjadi seorang penakut. Sebaliknya, harus menjadi seorang
pemberani dalam menegakkan kebenaran sebab Allah bersama seorang pemberani.
….إِذۡ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ
لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَاۖ ….
Dia berkata
kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta
kita." (Qs. At-Taubah : 40)
B. Ciri-ciri perilaku penakut
1.
Selalu ragu-ragu dalam
berbuat kebaikan
2.
Tdiak bertanggung jawab
atas perbuatan yang dilakukannya
3.
Selalu menyalahkan orang
lain
C. Akibat buruk perilaku penakut
1. Dapat mendatangkan
malapetaka dan kemudharatan, baik bagi pelakunya maupun ornag lain
2. Tidak mampu meraih
cita-cita dan apa yang diinginkannya karena rasa takut akan mendorong enggan
berbuat sesuatu
3. Menghilangkan sikap mental
keberanian yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim
4. Hidupnya tidak akan pernah
sukses karena seorang penakut tidak mau bekerja keras
5. Terhindar dari sikap
perilaku tanggung jawab dan cenderung menyalahkan orang lain
D. Cara menghindari perilaku penakut
1. Hilangkan keragu-raguan
dalam hati ketika hendak melakukan suatu perbuatan baik dan benar menurut agama
2. Tanamkan keyakinan bahwa
setiap perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan pula.
3. Hendaklah disadari bahwa
rasa takut itu hanya kepada Allah saja
4. Hendaknya disadari bahwa
perilaku penakut tidak akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan orang lain
5. Hendaknya disadari bahwa
rasa takut yang berlebihan itu bersumber dari setan
Mementingkan diri sendiri
A. Pengertian Mementingkan diri sendiri
Dalam bahasa Arab, mementingkan diri sendiri disebut ananiyah,
yaitu sikap yang tidak peduli terhadap keadaan orang lain. Dalam kehidupan
sehari-hari, sikap mementingkan diri sendiri disebut juga egois.
Islam
melarang umatnya memiliki sikap dan perilaku mementingkan diri sendiri, sebab
selain merupakan akhlak tercela, juga dapat merugikan diri sendiri dan orang
lain. Islam menganjurkan kepada umatnya untuk saling peduli dan tolong menolong
satu sama lain. Karena sesama muslim adalah bersaudara, mereka bagaikan satu
tubuh yang dapat merasakan pahit dan manisnya kehidupan bersama-sama.
عن أبي هريرة قال
: قال رسول الله ص : مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد إذا
اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى
Dari Abu
Hurairah berkata, Rasulullah saw telah bersabda, perumpamaan orang-orang mukmin
dalam saling mencintai, saling menyayangi dan saling mengasihi, adalah bagaikan
satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh menderita, maka menjalarlah penderitan
itu ke seluruh badan sehingga tidak dapat tidur dan merasa panas badan
(Hr.
Bukhari dan Muslim)
B. Ciri-ciri perilaku mementingkan diri sendiri
1.
Tidak peduli terhadap
penderitaan orang lain
2.
Tidak mau membantu orang
yang ditimpa kesusahan
3.
Selalu ingin menang sendiri
4. Merasa dirinya paling
memiliki kelebihan dari segalanya, baik harta, tahta, rupa wajah, kekuatan,
kepintaran, dan lain-lain
5.
Angkuh, sombong, dan tidak
mau bergaul dengan orang yang lebih rendah darinya
6.
Menganggap lemah dan remeh
terhadap orang lain
7.
Tidak mau menerima
masukkan, saran, kritik dan nasihat dari orang lain.
C. Akibat buruk perilaku mementingkan diri sendiri
1.
Tidak akan mendapatkan
banyak teman karena semua orang meninggalkannya
2.
Ucapan dan perbuatannya
tidak akan di dengar dan diperhatikan orang lain
3.
Mendatangkan banyak musuh
4.
Mendapatkan dosa besar dari
Allah swt
D. Cara menghindari perilaku mementingkan diri sendiri
1. Tanamkan keimanan kepada
Allah swt dan Rasul-Nya dalam hati
2. Hindari sikap benci dan
sikap balas dendam terhadap orang lain
3. Berkiap kesatria yang
selalu mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan
4. Jagalah harkat dan martabat
orang lain di mata masyarakat agar mereka pun menjaga martabat kita
5. Hilangkan sikap perilaku
sombong dan angkuh dalam pergaulan hidup sehari-hari