Menghindari Sifat Kikir dan Serakah
Kikir merupakan salah satu sifat yang sangat tercela. Kikir
yaitu sikap tidak mau berbagi dengan orang lain. Orang kikir memiliki harta
tetapi tidak digunakan untuk kepentingan ibadah kepada Allah swt dan tidak mau membantu
orang lain. Orang kikir tidak rela jika harta itu digunakan untuk kepentingan
di jalan Allah dan membantu orang lain.
Harta benda yang kita dapatkan bukanlah dihasilkan dari usaha kita
sendiri tanpa bantuan orang lain. Melainkan ada orang lain yang ikut terlibat
dalam proses mendapatkan harta itu. Oleh karena itu, kita tidak boleh merasa
bahwa harta benda yang kita miliki adalah murni usaha kita sendiri.
Islam mengajarkan bahwa harta benda apa pun yang kita miliki adalah
milik Allah yang diamanatkan kepada kita. Sehingga di dalam harta benda
seseorang itu terdapat milik orang lain. Oleh karena itu, wajib mengeluarkan
sebagian harta untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Orang kikir selalu merasa takut akan kehilangan harta yang
dimilikinya. Ia curiga terhadap orang yang ada disekitarnya, ia beranggapan
bahwa orang itu akan merebut hartanya. Bahkan rasa ketakutan akan kehilangan
harta itu membuatnya tidak dapat tidur nyenyak.
wur ¨ûtù|¡øts tûïÏ%©!$# tbqè=yö7t !$yJÎ/ ãNßg9s?#uä ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù uqèd #Zöyz Nçl°; ( ö@t/ uqèd @° öNçl°; ( tbqè%§qsÜãy $tB (#qè=Ïr2 ¾ÏmÎ/ tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# 3 ¬!ur ß^ºuÏB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 3 ª!$#ur $oÿÏ3 tbqè=yJ÷ès? ×Î6yz
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang
Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta
yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.
dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran: 180)
Serakah adalah salah satu penyakit hati, yaitu sifat yang selalu
menginginkan sesuatu yang lebih banyak walau harus mengorbankan orang lain,
tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh agama atau tidak.
Orang yang serakah selalu berusaha untuk menguasai dan memiliki
harta serta kekuasaan. Orang yang serakah pada harta dan kekuasaan akan
bersikap sewenang-wenang, tidak mengenal kawan atau pun lawan untuk dikorbankan
demi mencapai ambisinya. Sifat seperti ini jelas akan menghancurkan dirinya
sendiri dan orang lain. Sifat seperti ini akan membuat orang tidak suka
kepadanya. Allah swt berfirman:
* ¨bÎ) z`»|¡SM}$# t,Î=äz %·æqè=yd ÇÊÒÈ #sÎ) çm¡¡tB ¤³9$# $Yãrây_ ÇËÉÈ #sÎ)ur çm¡¡tB çösø:$# $¸ãqãZtB ÇËÊÈ
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir. (QS. Al-Ma’arij: 19-21)
Kisah Qarun
Pada zaman nabi Musa AS, hidup seseorang bernama Qarun. Qarun
adalah keturunan Bani Israil, ia dilahirkan di Mesir. Pada mulanya Qarun adalah
pengikut nabi Musa yang taat beribadah. Setelah hartanya bertambah banyak, ia
mulai malas beribadah. Pada saat hartanya semakin berlimpah Qarun melupakan
tuhannya, bahkan menentang nabi Musa. Tingkah laku Qarun sangat berbeda ketika
belum menjadi orang kaya.
Qarun memiliki banyak rumah yang dibangun dengan mewah dan
besar-besar. Ia selalu memakai pakaian yang bagus dan mahal harganya. Ia
mempunyai banyak pelayan yang selalu siap melayani semua keinginannya.
Tapi sayang, Qarun mempunyai sifat sombong. Ia hidup berfoya-foya.
Ia suka memamerkan kekayaanya kepada orang lain. Dengan hartanya yang melimpah,
ia bukannya suka menolong orang lain, malah suka memeras dan mencelakakan orang
lain. Dengan kekayaanya yang berlimpah, ia merasa berkuasa. Dan kekuasaanya itu
digunakan untuk bertindak sewenang-wenang, membuat kerusakan-kerusakan hanya
untuk memuaskan hatinya.
Qarun lupa bahwa harta yang dimilikinya adalah karunia dari Tuhan.
Ia tidak pernah mengenal Tuhan lagi dan tidak mau bersyukur kepada-Nya. Kalau
ada orang yang mencoba menasehatinya, agar ia selalu ingat dan bersyukur kepada
Allah swt, ia tidak mau mendengarkan. Ia berkata dengan sombong, “Saya
mendapatkan harta ini dengan kerja keras, bukan Tuhan yang memberi.”
Ketika Musa mengimbau untuk mengeluarkan zakat, dan membagi-bagikannya
kepada fakir miskin, Qarun tersinggung dan marah. Ia berfikir bahwa dengan
membayar zakat, hartanya akan berkurang. Ia malah menuduh nabi musa sebagai
orang yang iri kepadanya dan ingin memerasnya.
Mendengar ucapan dan tuduhan Qarun kepadanya, Nabi Musa hanya
mendengarkan dengan penuh kesabaran. Pada akhirnya, nabi Musa berdoa agar Qarun
diberi peringatan dan pelajaran, karena perbuatannya sudah sangat jauh
menyimpang dari tuntunan agama.
Doa nabi musa dikabulkan Allah. Tiba-tiba, tanah disekitar istana
dan gudang-gudang harta Qarun bergoncang dengan hebatnya, lalu pecah dan retak.
Semakin lama goncangan terjadi, semakin besar dan dalam pula keretakan yang
ditimbulkan. Kaki Qarun terpeleset sampai lutut. Begitu juga kaki para
pelayannya. Mereka menjerit-jerit minta tolong kepada nabi Musa. Mereka ingin
bertobat dan berjanji akan menjadi pengikut nabi Musa sayang sekali tobat
mereka terlambat. Allah sudah menutup pintu tobat buat mereka.
Akhirnya, Qarun dan para pembantunya serta seluruh harta kekayaanya
terbenam ditelan bumi. Tidak ada seorang pun yang bisa menolong Qarun. Qarun mati
tenggelam besama harta-harta yang selalu dibanggakannya.
Qarun adalah contoh orang yang sombong, kikir, serakah dan tidak
mau bersyukur kepada Allah swt. Peristiwa ini diabadikan Allah dalam Al-Quran
surah Al-Qashash ayat 81
$oYøÿ|¡smú ¾ÏmÎ/ ÍnÍ#yÎ/ur uÚöF{$# $yJsù tb%2 ¼çms9 `ÏB 7pt¤Ïù ¼çmtRrçÝÇZt `ÏB Èbrß «!$# $tBur c%x. z`ÏB z`ÎÅÇtGYßJø9$#
Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan
tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (QS.Qashash:
81)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar