Entri yang Diunggulkan

Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathanah

Ahlak Terpuji 2 (Shiddiq, Amanah, Tablig dan Fathanah) Perilaku Rasulullah saw adalah suri teladan bagi umat manusia. Ketinggian ...

Rabu, 15 Mei 2013

Ahlak tercela


Menghindari Sifat Kikir dan Serakah

 

Kikir merupakan salah satu sifat yang sangat tercela. Kikir yaitu sikap tidak mau berbagi dengan orang lain. Orang kikir memiliki harta tetapi tidak digunakan untuk kepentingan ibadah kepada Allah swt dan tidak mau membantu orang lain. Orang kikir tidak rela jika harta itu digunakan untuk kepentingan di jalan Allah dan membantu orang lain.

Harta benda yang kita dapatkan bukanlah dihasilkan dari usaha kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Melainkan ada orang lain yang ikut terlibat dalam proses mendapatkan harta itu. Oleh karena itu, kita tidak boleh merasa bahwa harta benda yang kita miliki adalah murni usaha kita sendiri.

Islam mengajarkan bahwa harta benda apa pun yang kita miliki adalah milik Allah yang diamanatkan kepada kita. Sehingga di dalam harta benda seseorang itu terdapat milik orang lain. Oleh karena itu, wajib mengeluarkan sebagian harta untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

Orang kikir selalu merasa takut akan kehilangan harta yang dimilikinya. Ia curiga terhadap orang yang ada disekitarnya, ia beranggapan bahwa orang itu akan merebut hartanya. Bahkan rasa ketakutan akan kehilangan harta itu membuatnya tidak dapat tidur nyenyak.

Ÿwur ¨ûtù|¡øts tûïÏ%©!$# tbqè=yö7tƒ !$yJÎ/ ãNßg9s?#uä ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù uqèd #ZŽöyz Nçl°; ( ö@t/ uqèd @ŽŸ° öNçl°; ( tbqè%§qsÜãy $tB (#qè=σr2 ¾ÏmÎ/ tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# 3 ¬!ur ß^ºuŽÏB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 3 ª!$#ur $oÿÏ3 tbqè=yJ÷ès? ׎Î6yz

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran: 180)

 

Serakah adalah salah satu penyakit hati, yaitu sifat yang selalu menginginkan sesuatu yang lebih banyak walau harus mengorbankan orang lain, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh agama atau tidak.

Orang yang serakah selalu berusaha untuk menguasai dan memiliki harta serta kekuasaan. Orang yang serakah pada harta dan kekuasaan akan bersikap sewenang-wenang, tidak mengenal kawan atau pun lawan untuk dikorbankan demi mencapai ambisinya. Sifat seperti ini jelas akan menghancurkan dirinya sendiri dan orang lain. Sifat seperti ini akan membuat orang tidak suka kepadanya. Allah swt berfirman:

* ¨bÎ) z`»|¡SM}$# t,Î=äz %·æqè=yd ÇÊÒÈ #sŒÎ) çm¡¡tB Ž¤³9$# $Yãrây_ ÇËÉÈ #sŒÎ)ur çm¡¡tB çŽösƒø:$# $¸ãqãZtB ÇËÊÈ

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS. Al-Ma’arij: 19-21)

 

Kisah Qarun

Pada zaman nabi Musa AS, hidup seseorang bernama Qarun. Qarun adalah keturunan Bani Israil, ia dilahirkan di Mesir. Pada mulanya Qarun adalah pengikut nabi Musa yang taat beribadah. Setelah hartanya bertambah banyak, ia mulai malas beribadah. Pada saat hartanya semakin berlimpah Qarun melupakan tuhannya, bahkan menentang nabi Musa. Tingkah laku Qarun sangat berbeda ketika belum menjadi orang kaya.

Qarun memiliki banyak rumah yang dibangun dengan mewah dan besar-besar. Ia selalu memakai pakaian yang bagus dan mahal harganya. Ia mempunyai banyak pelayan yang selalu siap melayani semua keinginannya.

Tapi sayang, Qarun mempunyai sifat sombong. Ia hidup berfoya-foya. Ia suka memamerkan kekayaanya kepada orang lain. Dengan hartanya yang melimpah, ia bukannya suka menolong orang lain, malah suka memeras dan mencelakakan orang lain. Dengan kekayaanya yang berlimpah, ia merasa berkuasa. Dan kekuasaanya itu digunakan untuk bertindak sewenang-wenang, membuat kerusakan-kerusakan hanya untuk memuaskan hatinya.

Qarun lupa bahwa harta yang dimilikinya adalah karunia dari Tuhan. Ia tidak pernah mengenal Tuhan lagi dan tidak mau bersyukur kepada-Nya. Kalau ada orang yang mencoba menasehatinya, agar ia selalu ingat dan bersyukur kepada Allah swt, ia tidak mau mendengarkan. Ia berkata dengan sombong, “Saya mendapatkan harta ini dengan kerja keras, bukan Tuhan yang memberi.”

Ketika Musa mengimbau untuk mengeluarkan zakat, dan membagi-bagikannya kepada fakir miskin, Qarun tersinggung dan marah. Ia berfikir bahwa dengan membayar zakat, hartanya akan berkurang. Ia malah menuduh nabi musa sebagai orang yang iri kepadanya dan ingin memerasnya.

Mendengar ucapan dan tuduhan Qarun kepadanya, Nabi Musa hanya mendengarkan dengan penuh kesabaran. Pada akhirnya, nabi Musa berdoa agar Qarun diberi peringatan dan pelajaran, karena perbuatannya sudah sangat jauh menyimpang dari tuntunan agama.

Doa nabi musa dikabulkan Allah. Tiba-tiba, tanah disekitar istana dan gudang-gudang harta Qarun bergoncang dengan hebatnya, lalu pecah dan retak. Semakin lama goncangan terjadi, semakin besar dan dalam pula keretakan yang ditimbulkan. Kaki Qarun terpeleset sampai lutut. Begitu juga kaki para pelayannya. Mereka menjerit-jerit minta tolong kepada nabi Musa. Mereka ingin bertobat dan berjanji akan menjadi pengikut nabi Musa sayang sekali tobat mereka terlambat. Allah sudah menutup pintu tobat buat mereka.

Akhirnya, Qarun dan para pembantunya serta seluruh harta kekayaanya terbenam ditelan bumi. Tidak ada seorang pun yang bisa menolong Qarun. Qarun mati tenggelam besama harta-harta yang selalu dibanggakannya.

Qarun adalah contoh orang yang sombong, kikir, serakah dan tidak mau bersyukur kepada Allah swt. Peristiwa ini diabadikan Allah dalam Al-Quran surah Al-Qashash ayat 81

$oYøÿ|¡sƒmú ¾ÏmÎ/ ÍnÍ#yÎ/ur uÚöF{$# $yJsù tb%Ÿ2 ¼çms9 `ÏB 7pt¤Ïù ¼çmtRrçŽÝÇZtƒ `ÏB Èbrߊ «!$# $tBur šc%x. z`ÏB z`ƒÎŽÅÇtGYßJø9$#

Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (QS.Qashash: 81)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar