Akhlak Mazmumah kepada diri sendiri
Malas
Pengertian malas
Malas artinya tidak mau bekerja atau tidak mau
melakukan sesuatu. Orang yang malas disebut pemalas. Orang yang malas berarti
tidak ada kemauan atau keinginan, tidak ada gairah hidup, lamban bertindak, dan
hanya menerima apa adanya tanpa berusaha. Dalam bahasa arab, malas disebut Al-Kaslu, yang artinya berat
untuk mengerjakan sesuatu dan berhenti dari menyempurnakan sesuatu.
Kita harus senantiasa berlindung kepada Alah swt
dari siat malas, terutama malas beribadah, bekerja dan belajar. Seorang muslim
yang malas beribadah, tergolong-orang –orang munafik. Seorang muslim yang malas
bekerja, niscaya hidupnya tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan. Seorang
siswa muslim yang malas belajar, elak ia akan meyesali hidupnya. Sebab, tidak
ada ilmu yang datang sendiri atau datang tiba-tiba, melainkan harus diraih
dengan cara belajar yang tekun.
Dalil tentang perintah menjauhi perilaku malas
Dari Abu
hurairah berkata, Rasulullah saw telah bersabda, Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari kegelisahan dan kesusahan dan aku berlindung kepada-Mu dari
kelemahan dan sifat malas, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan
pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang tak mampu ditanggung
serta kesewenangan orang yang tak mampu dilawan. (Hr. Abu Dawud)
Ciri-ciri orang yang berperilaku malas,
antaralain:
a.
Tidak mau berusaha dan
berikhtiar
b.
Tidak mempunyai keinginan
atau cita-cita
c.
Tidak punya gairah hidup
d.
Selalu bergantung kepada orang
lain
e.
Kurang percaya diri
Akibat buruk perilaku malas
Cara menghindari sikap dan perilaku malas
a.
Carilah kesibukkan dan
kegiatan yang bermanfaat
b.
Tanamkan keyakinan bahwa
orang malas hidupnya akan susah
c.
Usahakan bergaul dengan
teman-teman yang rajin
d.
Seringlah berdoa agar
terhindar dari sifat malas
Sombong
Pengertian sombong
Sombong dalam bahasa arab disebut takabur,
yang artinya angkuh, adigung, besar kepala atau merasa diri paling hebat.
Adapun menurut istilah, sombong ialah sikap perilaku yang mengangap orang lain
lebih rendah dibandingkan orang lain. Perilaku sombong merupakan perilaku setan
atau iblis yang terkutuk. Oleh karena itu, agama islam melarang umatnya
memiliki sikap perilaku sombong dalam hidupnya
Dalil tentang perintah menjauhi sifat sombong
وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱسۡتَنكَفُواْ وَٱسۡتَكۡبَرُواْ
فَيُعَذِّبُهُمۡ عَذَابًا أَلِيمٗا وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ
وَلِيّٗا وَلَا نَصِيرٗا
Adapun orang-orang yang enggan (menyembah
Allah) dan menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan
yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan
penolong selain dari pada Allah. (An-Nisa’: 173)
Ciri-ciri orang yang berperilaku sombong, antara
lain:
a.
Selalu menganggap rendah
orang lain
b.
Cenderung tidak mau
menghargai orang lain
c.
Menganggap enteng dan remeh
setiap masalah
d.
Tidak memperdulikan saran,
masukan, kritik dan pendapat orang lain.
e. Selalu memamerkan kelebihan
atau kepunyaannya dengan maksud agar orang lain menghormatinya
f.
Gila hormat dari orang lain
sehingga menganggap orang lain sebagai bawahannya
Akibat buruk perilaku sombong
a.
Dimusuhi banyak orang
b.
Hidupnya banyak dipengaruhi
oleh nasu setan
c. Tidak pernah intropeksi
diri, sehingga selamanya tidak mengenali kekurangan dan kelemahan dirinya
d.
Disiksa oleh Allah di dunia
dan diakhirat
Cara menghindari sikap dan perilaku sombong
a.
Tanamkan keimanan yang kuat
di dalam hati
b.
Hindari bergaul dengan
orang-orang yang biasa bersikap sombong
c.
Biasakan memandang orang
lain dari sisi kelebihannya agar kita mampu menghargainya
d. Jangan sekali-kali
memandang orang lain rendah, sebab
setiap orang meiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing
e.
Seringlah berdoa agar
terhindar dari sifat sombong
Boros
Pengertian boros
Boros dalam bahsa arab disebut tabżīr, artinya
pemborosan atau penghamburan. Adapun menurut istilah, boros ialah menggunakan
sesuatu secara berlebihan. Orang yang boros adalah orang yang suka
menghambur-hamburkan hartanya untuk berfoya-foya atau hura-hura.
Dalil tentang perintah menjauhi sifat perintah
menjauhi sifat boros
Allah swt menegaskan bahwa perilaku boros merupakan
perilaku setan, dan orang-orang yang boros adalah teman-temannya setan. firman
Allah swt:
وَءَاتِ
ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ
تَبۡذِيرًا ٢٦ إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ
لِرَبِّهِۦ كَفُورٗا ٢٧
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya. (Qs. Al-Israa: 26-27)
Ciri-ciri orang yang berperilaku Boros, antara
lain:
a.
Menggunakan sesuatu tanpa
memperhitungkan baik atau buruk
b.
Tidak memikirkan masa depan
c.
Suka membeli barang-barang
yang sebenarnya tidak diperlukan
Akibat buruk perilaku boros
a.
Hidupnya terancam bangkrut
dan merugi
b.
Masa depannya akan suram
c.
Tidak disukai Allah swt dan
Rasul-Nya
d.
Dijauhi oleh orang lain
Cara menghindari sikap dan perilaku boros
a. Tanamkan keimanan yang kuat
dalam hati agar kamu dapat mengendalikan diri dari godaan setan yang selalu
mengajak boros
b. Hindari pergaulan dengan
orang-orang yang memiliki perilaku boros agar tidak terjerumus ke dalam
pergaulan gaya hidup hura-hura yang tidak bermanfaat
c. Biasaan bergaul dengan
mereka yang memiliki sikap perilaku hemat dan rajin menabung supaya kamu
terbawa arus pergaulan yang baik dan bermanfaat
d. Ingatlah bahwa uang atau
harta itu tidak didapat dengan mudah, melainkan diraih dengan susuah payah dan
pengorbanan yang tinggi
e.
Seringlah berdoa agar
terhindar dari sifat boros
Ria
Pengertian ria
Ria ialah melakukan amal kebaikan bukan karena niat
ibadah kepada Allah, melainkan ingin mendapat penghargaan atau pujian dari
orang lain.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ria
merupakan sikap perbuatan sikap perbuatan tercela yang harus dihindari oleh
setiap muslim. Sebab, selain amal perbuatannya tidak mendatangkan pahala, juga belum
tentu ada orang yang memuji atau simpati kepadanya
Dalil tentang perintah menjauhi sifat perintah
menjauhi sifat ria
Dari Abdullah Ibnu Umar dari Ubayy Ibnu Ka’ab
Al-Ansari berkata, Rasulullah saw telah bersabda barang siapa (berbuat baik)
karena ingin didengar oleh orang lain, maka Allah akan meperdengarkan
kejelekannya kepada orang lain. Dan barang siapa (berbuat baik) karena ingin
dilihat oleh orang lain, maka Allah akan memperlihatkan kejelekannya kepada
orang lain. (Hr. Bukhari)
Menurut para ulama, ria terbagi kepada dua bentuk,
yaitu ria syafahi (ucapan) dan ria amali (perbuatan).
a. Ria Syafahi adalah ria
dalam bentuk ucapan atau disebut juga sum’ah, yaitu sifat suka menceritakan
amal perbuatan agar didengar oleh orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan
pujian, sanjungan atau simpati dari orang lain. Adapun ciri-cirinya sebagai
berikut:
ü
Bicaranya selalu
berlebihan, bahkan kadang tidak masuk akal
ü
Bicara sambil memberi
isyarat tertentu, baik dengan tangan, muka atau anggota badan yang lain
ü
Bicara tanpa aturan da
tidak menghiraukan orang lain
ü
Mau berbicara hanya
dihadapan orang banyak
ü
Topik pembicaraan selalu
cenderung memuji dirinya sendiri
b. Ria amali adalah ria dalam
bentuk perbuatan. Ria dalam bentuk ini mencakup segala amal perbuatan manusia
yang sengaja diperlihatkan kepada orang lain untuk mendapatkan pujian atau
simpati. Adapun ciri-sirinya sebagai berikut:
ü
Jika berbuat kebaikan
selalu ingin disaksikan oleh orang banyak
ü
Jika waktu berbuat tidak
disksikan oleh orang banyak maka diberitahukannya kepada orang lain dikemudian
hari
ü
Selalu menunda amal
perbuatan baik, sebelum orang banyak mengetahui perihal perbuatannya
ü
Tampak bermuka masam jika
tak mendapat pujian dari orang lain
Umpan Ikan Bawal Musim Hujan
BalasHapushttps://bit.ly/2SfXIwf